Share Pengalaman dengan Penerbit

[herjuno]

Originally Posted by Canon Bender

saya pernah bikin novel 100 lembar cuma 3 hari.
waktu ngeprint udah serasa bikin percetakan sendiri.
kirim ke sana, ternyata ga sesuai prosedur dan disuruh bikin ulang.
akhirnya karena bingung mau edit apa, jadi ku lebarin fontnya, ku gedein fontnya sampai mulai 100 halaman. print, booklet, kirim.
5 bulan ga ada kabar dari Gramedia, tau2 naskahku dipulangin dengan surat alasan berupa copas.
aku ga pernah buka lagi naskah itu sampai 4 tahun lamanya,
tapi aku ga pernah berhenti nulis, sampe akhirnya, sudah ngerasa cukup berkembang,
kubuka lagi novel itu dan kubaca, andai aku seorang editor dan membaca naskah itu ...

ow God... how I thank Gramedia for rejecting my novel!
saya bayangkan kalau waktu itu diterbitkan, barangkali sekarang saya malu banget ngeliat novel itu dan bisa menurunkan semangat menulis saya.

so, kalau ada naskah yang ditolak, jangan berhenti mempelajari kesalahan, terus improve dll yang pasti kk2 sekalian udah tau sendiri deh hahahaha ...

Like this, Dah!

Saya juga pernah ditolak oleh GPU--ditolak, tentu saja. Setelah saya pikir ulang, novel yang saya kirimkan itu ternyata amat-sangat-super-cacat-sekali

[stilldaydreaming]

*acung2 tangan*
Saya juga pernah kayak gitu, ke Terrant tapinya.
Untung kalo di Terrant cuma perlu nunggu 3 bulan -sebelum akhirnya ditolak
Dan pas saya baca ulang, "Jyaaaaaah, pantes aja ditolak,ahahaha."
Mana naskahnya "ajaib" banget lagi, (dalam artian negatif,xD)

Tenang terrant, saya mengincar anda lagi, dan kali ini saya usahakan naskahnya "ga seajaib" (dalam artian negatif) dulu, okok

[panah hujan]

Originally Posted by someonefromthesky

Oh ya, selain langsung mengirimkan ke penerbit, sekarang jg ada penyedia jasa "Author Management". Mereka tugasnya adalah ngurusin naskah kita, mulai dari nyari penerbit yang tepat, ngelobi penerbit tentang masalah royalti, editing tahap awal, sampai kepada tahap promosi seperti bedah buku dan launching. Tapi sebagai imbalannya, mereka akan mendapat beberapa persen dari royalti yang kita terima, tergantung perjanjian.

Kok sistemnya jadi semacam 'agen' kayak di Luar Negeri? Keren juga... Siapa yang memulai sistem semacam itu di Indonesia, eh? Ada infonya tak, bang seseorangdarilangit?

[Monox D. I-Fly]

Aku jadi inget dulu pernah pengen nerbitin novel tapi nggak jadi.

Oya, kalo' ngajuin naskah novel yg mau kita bikin itu kita bayar sama penerbit dulu nggak sih? Terus ngirimnya diserahkan secara langsung, dikirim dalam bentuk printout, atau dikirim file-nya aja via email?

[herjuno]

Originally Posted by Monox D. I-Fly

Aku jadi inget dulu pernah pengen nerbitin novel tapi nggak jadi.

Oya, kalo' ngajuin naskah novel yg mau kita bikin itu kita bayar sama penerbit dulu nggak sih? Terus ngirimnya diserahkan secara langsung, dikirim dalam bentuk printout, atau dikirim file-nya aja via email?

Tergantung, apakah kamu mau menerbitkan secara indie atau tidak. Kalau indie alias self-publishing, tentunya ada biaya2 yang harus dikeluarkan, tapi buku kita jaminan terbit. Kalau lewat penerbit konvensional, so pasti gratis, tapi buku kita belum tentu terbit.

Kebanyakan penerbit meminta naskah hard copy untuk memudahkan seleksi, tapi ada juga yang menerima via e-mail. Meski begitu, saya jarang sekali mendapati penerbit yang menerima lewat e-mail.

[anggra_t]

saya sih ga pernah ngirim naskah ke penerbit, bukan karena gak pede, tapi karena belum satu pun ada karyaku yang rampung

hmm... mau tanya, GPU terima gak sih naskah fantasi? apa harus nyari penerbit lain yang lebih kecil, kaya gagas atau atria?
(halah, naskah belum kelar aja udah nanya yang muluk2 XD)

[Villam]

Originally Posted by anggra_t

saya sih ga pernah ngirim naskah ke penerbit, bukan karena gak pede, tapi karena belum satu pun ada karyaku yang rampung

hmm... mau tanya, GPU terima gak sih naskah fantasi? apa harus nyari penerbit lain yang lebih kecil, kaya gagas atau atria?
(halah, naskah belum kelar aja udah nanya yang muluk2 XD)

heheheh...
pinter kamu, anggra. iya, kelarin dulu naskahnya, baru tanya2 soal penerbit.

[stilldaydreaming]

Originally Posted by anggra_t

saya sih ga pernah ngirim naskah ke penerbit, bukan karena gak pede, tapi karena belum satu pun ada karyaku yang rampung

hmm... mau tanya, GPU terima gak sih naskah fantasi? apa harus nyari penerbit lain yang lebih kecil, kaya gagas atau atria?
(halah, naskah belum kelar aja udah nanya yang muluk2 XD)

hmmmm,,setau saya ada siy genre fantasy dr GPU, tp teenlit fantasy. coba saja dulu

[anggra_t]

Originally Posted by Villam

heheheh...
pinter kamu, anggra. iya, kelarin dulu naskahnya, baru tanya2 soal penerbit.

Fufufu- master villam bikin gw jd malu. -^.^-
Siap deh, mas! )

Originally Posted by stilldaydreaming

hmmmm,,setau saya ada siy genre fantasy dr GPU, tp teenlit fantasy. coba saja dulu

Ada ya? Tp dibilang teenlit... Batasan usia novelku kayanya Gªk cm teen d...
(belum selesai bikin aja udah belagu, nanya2 XD)
But thanx infonya

[Monox D. I-Fly]

Originally Posted by herjuno

Tergantung, apakah kamu mau menerbitkan secara indie atau tidak. Kalau indie alias self-publishing, tentunya ada biaya2 yang harus dikeluarkan, tapi buku kita jaminan terbit. Kalau lewat penerbit konvensional, so pasti gratis, tapi buku kita belum tentu terbit.

Kebanyakan penerbit meminta naskah hard copy untuk memudahkan seleksi, tapi ada juga yang menerima via e-mail. Meski begitu, saya jarang sekali mendapati penerbit yang menerima lewat e-mail.

Menerbitkan buku secara indie/self-publishing langkah-langkahnya gimana? Terus kalau penerbit konvensional itu yang kayak gimana?